Refleksi belajar teknik wawancara
Tiba saatnya menulis refleksi tentang
pembelajaran yang didapat pada kelas teknik wawancara. Sudah hampir menginjak
satu semester kelas ini dibuka, dan memperbolehkan para mahasiswa/I psikologi
belajar bagaimana cara melakukan wawancara. Menuju akhir dari perkuliahan kelas
ini, pengajar kelas teknik wawancara-pun menuliskan rencana pada SAP (Satuan
Acara Pembelajaran) untuk merasakan bagaimana peserta kelas melakukan roleplay / praktek wawancara dalam ranah
psikologi pendidikan, psikologi industri dan organisasi, dan psikologi klinis. Tiga
minggu yang berkesan dengan SAP dari pengajar. Terlihat kelas teknik wawancara
seperti sudah menjadi professional sungguhan
karena pendalaman peran yang totalitas dari semua peserta kelas ini
(menggunakan pakaian rapi disemua bidang psikologi dalam melakukan wawancara). Berikut
adalah ulasan dalam bermain peran (roleplay)
tersebut.
Psikologi pendidikan, merupakan
pengalaman pertama untuk penulis dalam melakukan wawancara. Mengambil tema
tentang guru baru yang akan diwawancara sebelum dapat mengajar di suatu
sekolah. Wawancara pertama terasa sangat menegangkan, karena benar-benar seperti
melakukan wawancara. Setting yang
digunakan dalam praktek ini dibuat seperti sungguhan. Laboratorium dengan meja
dan dua / tiga kursi membuat diri merasakan ketegangan dalam menerima klien. Namun
ada juga hal yang menyenangkan dari roleplay
perdana ini, semua peserta dapat melakukan observasi dari luar ruangan setting. Semua peserta dapat melihat
bagaimana teman-temannya dalam melakukan wawancara bidang pendidikan.
Psikologi industri dan organisasi,
urutan minggu kedua dari SAP untuk melaksanakan roleplay. Settingnya sedikit berubah dengan seorang observer berada
satu ruangan dengan dua teman lainnya yang melakukan proses wawancara bidang
psikologi industri dan organisasi. Hal ini membuat penulis lebih enjoy saat melakukan proses wawancara. Terdapat kejadian
saat wawancara yakni pertanyaan yang sudah habis, penulis mengeksplorasi
pertanyaan namun pertanyaan tersebut sama (sudah ditanyakan sebelumnya) membuat
satu ruangan menjadi tertawa bersama, ketegangan dalam wawancara berkurang.
Psikologi klinis, merupakan setting terakhir dalam roleplay ini. Kembali pada ruangan saat
melakukan wawancara bidang psikolgi pendidikan. Proses wawancara pada setting ini lebih menyenangkan dari
kedua bidang sebelumnya, meski dalam ruangan yang seperti sungguhan. Teknik wawancara
dalam melakukan probing membuat waktu
sepuluh menit dalam ruangan tidak terasa lama (dua bidang sebelumnya terasa
lama, pertama karena pengalaman pertama roleplay,
kedua adalah pertanyaan yang sudah habis).
Namun secara keseluruhan kelas ini memberikan kesan tersendiri, selain
mendapatkan ilmu yang diajarkan dalam kelas, peserta kelas dapat merasakan
tekanan bagaimana saat proses wawancara juga melalui praktek roleplay. Ditutup dengan berfoto bersama
kelas ini, semoga kelas ini sukses selalu di masa depan.
More Love, Rock, and Repect #ML2R~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar