Kamis, 31 Desember 2020

Hari-hari setelah dinyatakan positif Covid-19

Halo. Jumpa lagi bersama saya di bagian Ketiga.

     Alhamdulillah. Blog ini kembali updated untuk melanjutkan pengalaman saya yang resmi positif Covid-19. Jika tulisan ini sudah terbit itu artinya saya sudah sembuh, dan masih diperkenankan oleh Allah Subhanahu Wataála kembali mengumpulkan amal di dunia. Dapat dikatakan, telah melalui "ujian atau nikmat” sakit. Dengan kata lain, saya akan menuju ujian selanjutnya, Apakah ujian nikmat supaya bersabar? Ataukah ujian nikmat untuk bersyukur? Untuk perkara ini saya serahkan kepada Raja pemilik takdir, Allah Subhanahu wataála.

     Bagaimana kabar saya, kamu, dan kita hari ini? Semoga dalam keadaan baik dan sehat. Anyway, pada bagian ini saya akan berbagi pengalaman melewati bagaimana rasanya “senjata yang tidak terlihat” ini. Jika di dalamnya terdapat salah satu produk, aplikasi, instansi atau apapun itu, sekali lagi saya tegaskan bahwa saya berbagi pengalaman, bukan promosi. Sudah siap? Yuk mari!

Orang Tanpa Gejala, gejala ringan, sedang, atau berat?

     Sebagai pembuka, saya jelaskan bagaimana “status” saya saat resmi dinyatakan positif Covid-19. Tidak valid rasanya jika menyatakan atas dasar “yang saya rasakan”. Berdasarkan hal tersebut, saya menggunakan salah satu aplikasi kesehatan yang di dalamnya terdapat pertanyaan screening Covid-19. Fyi, secara umum aplikasi tersebut adalah wadah yang menghubungkan antara domisili pasien dengan Satgas Covid-19 atau Puskesmas yang bertanggung jawab di wilayah domisili pasien. Singkat cerita- setelah daftar dan mengisi beberapa pertanyaan di aplikasi tersebut, hasilnya adalah Konfirmasi Bergejala Ringan. Tidak lama setelah itu, Puskesmas terdekat menghubungi via Whatsapp untuk konfirmasi bahwa saya harus istirahat dan melakukan kegiatan Isolasi Mandiri (Isoman). (baca: mengikuti prosedur Satgas Covid via WA)

dokumentasi pribadi: Screenshoot status positif
Wisma Atlet atau Rumah?

     Kegiatan Isoman ini dimulai sejak Sabtu 19 Desember 2020. Secara umum aktivitas pada hari itu sudah saya bagikan di tulisan sebelumnya. So, Bagaimana kondisi pada hari Minggu 20/12/2020? Pada hari ini suhu badan normal, bernafas lancar, indra penciuman dan perasa berfungsi baik, dan nafsu makan juga tidak ada gangguan. Sejauh yang saya rasakan pada hari ini baik-baik saja. Aktivitas apa yang di lakukan saat Isoman? Aktivitas normal saja. Ibadah tepat waktu, berfikir positif, makan teratur, berolahraga di rumah, dan salah satunya memutuskan untuk menulis, membagikan pengalaman yang saya alami, mana tahu bermanfaat khususnya bagi diri saya sendiri, umumnya untuk pembaca Blog ini.

Timbul Gejala Sesak Nafas Ringan.

     Sejak resmi dinyatakan positif Covid, sejak saat itu saya lebih memperkuat positive thinking. Karena bagi saya, apapun kondisinya, jika saya, kamu, dan kita semua dapat berpikir positif, maka itu akan menarik hal-hal positif hadir di sekelilingnya. Semesta akan menjawab sesuai dengan apa yang kita pikirkan, ya, dengan caranya sendiri.

“Meski situasinya terkesan atau sebenarnya memang buruk, berpikir positif mampu untuk mengeluarkan kita dari kondisi tersebut”.

Salah satu bentuk usaha yang saya lakukan untuk menghadirkan hal positif adalah pertama dengan beraktivitas seperti biasa. Menyadari kondisi tubuh secara real time, jika kondisi baik-  “sadari”, rasakan, dan percayakan pikiranmu memang itu yang terjadi. Dan yang kedua berolahraga, karena ini hari kedua Isoman di rumah, Saya melanjutkan kembali olahraga yang sudah di mulai sejak hari Sabtu 19/12. 

     Masih di tanggal 20/12, pada pertengahan gerakan push up, saya merasakan seperti agak kesulitan bernafas. Saya mencoba pastikan dengan merasakan dengan sebenar-benarnya. Dan ya, agak sulit bernafas sedikit, tapi apakah ini karena virusnya bekerja atau kondisi tubuh saya yang jarang olahraga? Kemungkinan terbesar -penilaian saya- adalah karena jarang olahraga penyebabnya. Pasalnya, saya baru mulai kembali untuk push up dengan intensitas yang lebih berat. Ya, karena sebelumnya tidak rutin, seinget dan semaunya aja paling.

     Ternyata, hari-hari Isoman ke depan timbul gejala sulit bernafas. Namun, intensitas munculnya tidak sering, khusus pada saat berolahraga, lebih spesifik dalam posisi push up dan pull up. Tapi tenang, sulit bernafas ini tidak seburuk yang kamu baca dan pikirkan, tidak, tidak seburuk itu. Buktinya saya masih mampu menjalankan gerakan itu. Hanya saja, saya menyadari sesak nafas ini bukan karena kondisi akibat jarang olahraga, melainkan karena -menurut penilaian saya- karena virus itu sedang bekerja. Whaat? Gawat dong kalo gitu! Tambah parno gue!. Hey tunggu, tunggu, tunggu, saya ulangi sekali lagi baca sekali lagi kalimat yang saya highlight warna hijau. Sejatinya, bernafas masih bisa dilakukan via hidung atau mulut, hanya kurang nyaman saja merasakan sedikit sesak. Gambaran rasa sesak nafasnya kurang lebih seperti sedang olahraga jogging atau jalan cepat tapi pakai masker. Fyi, kondisi saya disini bukan perokok.

dokumentasi pribadi:
Tracking timbul gejala sesak nafas ringan


    
Berikut adalah beberapa waktu dan kondisi dimana saya merasakan gejala sesak nafas ringan saat menjalani Isoman (perlu diingat, mengacu pada kalimat yang saya highlight warna hijau). Pada saat olahraga, beberapa menit setelah berolahraga, dan ketika masuk waktu ashar menuju maghrib sampai dengan Isya. Secara umum, intensitas sesak nafasnya datang beberapa menit lalu tak lama hilang. Waktu yang saya alami secara umum dua kali, saat pagi hari menjelang siang ketika olahraga dan satu kali saat perpindahan dari waktu Ashar ke Maghrib sampai dengan Isya. Sehari 3 kali kek minum obat? Tepat.

Solusi dari sesak nafas dan Lakukan apa sampai sembuh?

     Selain sesak nafas ringan apakah ada gejala lain yang muncul? Tidak ada. Apa yang dilakukan saat sadar bahwa virus itu sedang bekerja dengan mengganggu pernafasan? Jangan panik, terima kondisinya, tetap “sadari” tubuh kita secara real time, dan mulai-lah mengatur nafas dengan perlahan. Solusi yang saya lakukan saat terjadi sesak nafas ringan (ingat highlight warna hijau) adalah dengan mengoleskan minyak kayu putih atau essential oil pada bagian hidung, leher, dada, punggung, dan telapak kaki. Olesan tersebut langsung dirasakan efeknya, perlahan bernafas kembali normal. Khusus olesan pada bagian hidung adalah salah satu teknik bagi saya mengontrol indra penciuman dalam kondisi normal.

     Adakah kegiatan khusus yang membantu proses pemulihan? Ada, berjemur. Jangan lewatkan kesempatan berjemur pagi hari.

dokumentasi pribadi: Saat berjemur

Makanan khusus yang dikonsumsi? Tidak ada. Makan saja seperti biasa sesuai kebutuhan kalori setiap hari, usahakan di dalamnya terdiri dari karbohidrat, protein, buah dan sayuran, penuhi itu. Apakah ada obat khusus yang dikonsumsi? Tidak ada. Sampai saya sembuh tidak ada obat khusus yang saya konsumsi. Adakah tambahan vitamin dan suplemen tubuh? Saya mengonsumsi Clover Honey (madu), royal jelly, propellix, pollenergy, dan propolis.

dokumentasi pribadi: vitamin dan suplemen

     Yakin tidak ada kondisi atau kegiatan khusus untuk berperang dengan Virus ini? Ternyata Ada dua. Dan ya, dua hal ini adalah variabel yang signifikan. Meditasi dan berfikir positif. Bentuk meditasi yang saya lakukan adalah dengan melakukan sholat dan juga berdoá, sedangkan bentuk berfikir positif adalah dengan menerima kondisi sakit sebagai bagian dari ujian dunia agar bersabar.

Sikap pandangan, introspeksi, dan donor plasma darah.

     Tidak ada yang tahu pasti kapan pandemi ini berakhir. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk tetap berada dalam keadaan sehat secara akal, logika, Iman, dan imun. Rawat dan jaga empat hal tersebut, agar kita mampu bersikap dan mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan data dan fakta yang benar. Terlebih dengan kondisi pemberitaan yang sampai hari ini belum berimbang antara berita yang bernada positif seperti kesembuhan dibandingkan dengan berita yang bernada menebarkan ketakutan yang akhir-akhir ini saya dengar “masyarakat seperti menggali kuburnya sendiri”, atau munculnya varian terbaru virusnya.

https://twitter.com/GrrrGraphics/media

     Setelah mengalami positif Covid-19, apakah akan mengubah sudut pandang saya terhadap fenomena pandemi ini? Tentu tidak. Pengalaman ini justru membuat saya semakin yakin bahwa kondisi yang sering di beritakan tidak seburuk itu. Bukan, pernyataan ini bukan ditujukan untuk mengkhianati pihak-pihak yang berjuang di baris depan menghalau "senjata yang tidak terlihat ini". Pernyataan ini lebih dekat agar saya, kamu, dan kita  lebih waspada tapi tetap rasional.

https://twitter.com/GrrrGraphics/media

"Berapa banyak orang yang sudah terpapar Covid lalu sembuh? Bagaimana dan apa saja kegiatan mereka sampai sembuh? Pernahkah mendengar pengalaman mereka berjuang sampai akhirnya sembuh? Lebih banyak mana berita yang kamu dengar, apakah berita keberhasilan pasien yang sembuh untuk menebarkan pesan optimis ataukah berita yang menebarkan ketakutan setiap harinya? Dalam sehari, mana yang lebih sering menghiasi headline di media, akun media sosialmu, atau bahkan whatsapp groupmu?".

     Jawablah pertanyaan-pertanyaan itu. Renungilah dalam diam, pahami dengan cermat, buktikan dengan data dan fakta yang benar. Bukan apa-apa, selama kita di suguhkan terus menerus dengan berita yang menakutkan, selama itu juga ketakutan akan menghiasi hidup kita ke depan. Jika tidak di imbangi dengan berita yang optimis, bukan tidak mungkin ke depan, rasa optimis saya, kamu, dan kita semua makin terkikis dan perlahan mulai menuju pesimis. 

"Mari saling mengingatkan dan menguatkan untuk tetap sehat secara akal, logika, Iman, dan imun". 

     Terakhir sebagai penutup, saya tertarik dan berniat mendonorkan plasma darah saya- untuk pasien positif Covid yang membutuhkan. Tujuannya adalah sebagai "percepatan kesembuhan" bagi mereka yang sedang berjuang melawan virus ini. Namun, kendala yang saya temui adalah masih minimnya informasi untuk mendonorkan plasma darah di Jakarta. Jika sebagian dari pembaca memiliki informasi tersebut, mohon bantuannya supaya di informasikan di kolom komentar. Fyi, golongan darah saya "O". Terima kasih.

Untuk orang-orang yang sehat, tetap jaga kesehatan. Bagi yang sedang positif Covid, bersabarlah, dan tetap semangat, semoga lekas sembuh, Aamiin Insyaallah. Untuk orang-orang yang sudah sembuh dari Covid, bagikan dan edukasi pengalaman itu. Imbangi dengan yang positif.

Salam.

Tangerang, 31 Desember 2020

Yudha

Jumat, 25 Desember 2020

Pengalaman Swab dan Resmi dinyatakan positif Covid-19

Halo. Jumpa lagi, apakah ini bagian ketiga? Tentu bukan.

Pada tulisan kali ini, saya sedikit ingin berbagi pengalaman Rapid test dan Swab PCR test. Bagaimana kabar saya, kamu, dan kita pada hari ini? Saya pastikan kita semua dalam keadaan baik tanpa kurang nikmat sedikitpun. Kok bisa? Tentu, saat jemarimu mampu memgang gadget, entah itu handphone atau mouse pada laptop untuk mengklik masuk ke dalam blog ini dan mulai membaca sampai pada bagian ini, saat itulah miliaran nikmat di dalam tubuhmu bekerja. Mulai dari jantung yang berdetak untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh, sistem saraf tangan dan jari tangan yang bekerja dengan sempurna, mata yang mampu menangkap cahaya secara proporsional dan sangat baik hingga kamu dapat membaca dengan nyaman, kadar oksigen yang cukup dan masih mengalir sampai ke otak, dan seterusnya, hingga akhirnya kamu sadari dan harus mengakui nikmat itu tak terhitung lagi, musti di syukuri, Alhamdulillah.

Rapid test Reaktif!

Jadwal Rapid test di kantor tiba. Kondisi tubuh saya pada hari ini normal, suhu badan normal, bernafas normal, indra penciuman dan perasa berfungsi dengan baik. Sekitar pukul 9.40 pagi sample darah di ambil. Fyi, untuk teknik Rapid test hari ini dengan metode serology. Darah diambil melalui pembuluh vena di tangan, persis seperti melakukan donor darah pada umumnya. Pengambilan darah berjalan dengan lancar tanpa ada kesulitan sedikitpun.

“kemungkinan hasilnya akan diinformasikan pada sore hari”. – ujar petugas Rapid.



Pukul 17.30 Saya berada diatas motor sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Tak lama handphone saya berdering dari salah seorang rekan di bagian HRD. “Dha, hasil rapid loe reaktif, besok dijadwalin swab ya untuk mastiin” ujarnya. Mendengar kabar tersebut apakah saya merasa kaget? Tidak, biasa saja, seraya mengucapkan syukur Alhamdulillah, akhirnya mendapatkan nikmat merasakan sakit. Bukan, bukan jumawa atau bagaimana. Pasalnya, kondisi tubuh pada hari ini normal dan tidak ada gejala yang muncul. Namun, sebagai bentuk partisipasi aktif memerangi “senjata yang tidak terlihat” ini pada akhirnya saya siap untuk mengikuti prosedur.

Swab PCR Test Positif!

Jumát pagi pukul 8.40. Saya sampai di salah satu RS swasta untuk melakukan Swab PCR. Seperti biasa, melakukan administrasi pendaftaran dengan mengisi form pendaftaran dan melampirkan dokumen yang dibutuhkan. Berkas sudah di terima petugas administrasi. Saat menunggu, setiap menit bergulir keadaan RS semakin penuh. Semakin banyak orang berdatangan untuk mendaftar test. Fyi, ada beberapa produk test yang disediakan RS swasta ini. Diantaranya Rapid test, Swab Antigen, dan Swab PCR dengan harga yang bervariasi.

Setelah menunggu hampir kurang lebih 2,5 jam akhirnya saya di Swab PCR. Hanya terlihat satu orang petugas pengambil sample pada hari ini. Namun ternyata, petugas tersebut terlihat menguasai alat test dan cukup cepat dalam mengeksekusi seorang pasien, kurang dari 5 menit. Gile lu ndroo?! Iye gile. Katakanlah 5 menit/pasien, saya menunggu kurang lebih 150 menit, 150/5 = 30, artinya saya orang di urutan tiga puluh ke atas. Ckckck, petugas kesehatan bekerja dengan keras. Mari kita doákan semoga selalu diberikan kesehatan untuk para petugas di bidang kesehatan ini. Aamiin.

Sabtu pagi handphone saya berdering kembali. Info resmi dinyatakan Positif Covid di sampaikan oleh atasan bagian HRD. Kaget? Biasa aja. Tubuh saya pada hari ini normal, suhu badan normal, indra penciuman dan perasa baik. Namun, mendengar penyampaian dari atasan -yang menurut penilaian saya- begitu dramatis, membuat benak saya sedikit “terprovokasi” waduh gimana nih? Saya harus apa?. Akan tetapi, dengan cepat saya kembali untuk “sadar”, meyakinkan, dan memastikan bahwa diri saya hari ini dalam kondisi baik.



Pada hari ini lalu lintas notifikasi pesan singkat lebih padat. Ucapan dukungan dan doá datang dari semua orang baik di kontak handphone Saya. Sampai kembali merasakan waduh gimana nih? Saya harus apa? untuk kedua kalinya. Hampir-hampir saya “mengiyakan” bahwa kondisi saya memang beneran sakit. Tidak, tidak bisa. Jika saya menyetujui saya sakit, tapi kondisi saya saat ini baik, itu berarti saya tidak jujur pada diri sendiri. Sampai pada akhirnya saya membalas ucapan dan doá semua orang baik tersebut dengan meyakinkan bahwa saya baik-baik saja.

“Saran saya, jika kamu melakukan test, kamu harus siap dengan apapun hasilnya. Tetap ‘sadari’ kondisimu yang sebenarnya pada saat itu. Jangan sampai setelah terima hasil test, ‘kesadaran’ dirimu hilang seketika dan panik tidak tahu harus lakukan apa. I swear! Don’t try this at home! bukan gimana-gimana, kamu harus tetap pada kesadaran kondisimu secara real time untuk tetap bertindak sesuai nalar dan logika yang benar”.

Matahari pada hari Sabtu sudah mulai tenggelam. Pada hari ini saya begitu mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh-NYA, Alhamdulillah, terima kasih yaa Rabb. Mulai kondisi tubuh yang baik, keluarga, sahabat, dan rekan-rekan yang support kondisi kesehatan, dan juga para petugas kesehatan yang tetap setia berjuang pada masa pandemi mulai Maret hingga hari ini, Terima kasih.

Bagian ketiga akan saya ceritakan hari-hari setelah dinyatakan positif Covid-19. Sampai tulisan ini terbit dan dibaca, belum akan ada tulisan yang terbit kembali dalam waktu dekat. Saya akan mengumpulkan data dan menuliskan terlebih dahulu bagaimana dan rasanya “senjata yang tidak terlihat ini”. Pasalnya, saat resmi dinyatakan positif Covid-19 tubuh saya masih dalam keadaan baik.  

Pada bagian tersebut akan membahas hal-hal seputar apa saja yang saya lakukan untuk tetap sehat, apa saja yang saya konsumsi sampai dinyatakan sembuh, aamiin insyaallah. Apakah di hari ke depan akan ada gejala yang muncul? tidak ada yang tahu. Semoga saja tidak ada, Insyaallah. Jika tulisan bagian ketiga terbit itu artinya nikmat sembuh dan kesempatan bagi saya beramal kembali di dunia. Namun jika tidak..

Saya ingin mengingatkan untuk diri saya pribadi khususnya dan umumnya bagi seluruh pembaca blog ini.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan di dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (Qs. Ali Imran: 185)

Cukuplah kematian sebagai nasihat. Sebagai motivasi beramal di dunia ini sebanyak-banyaknya sampai akhirnya pulang nanti. Dan ingatlah bahwa sesungguhnya kematian tidak menunggu sakit, ia tidak menunggu tua, dan ia tidak akan maju ataupun mundur sedetikpun. Berapa banyak kisah seorang yang sakit meleset dari vonis waktu dokter, berapa banyak orang yang sakit tanpa vonis lalu pergi mendahului kita, berapa banyak seoarang pemuda yang sehat dan bugar mendahului tiba-tiba, dan seterusnya.

Karena itu bertakwalah kepada Allah subhanahu wataala. Semoga Allah selalu menjagamu dalam kebaikan dan kesehatan. Menguatkan sabarmu dalam ujian dan merendahkan hatimu untuk bersyukur dalam kelapangan, jaga iman dan imun tetap prima.

      Perjalanan Manusia Menuju Akhirat. Dok: Bimbingan_Islam/Instagram



Salam,

Tangerang, 25 Desember 2020

Yudha 

Rabu, 23 Desember 2020

..Riwayat kegiatan sebelum dinyatakan Positif Covid-19

 

Halo, jumpa lagi dengan Saya dibagian kedua.

Bagaimana kabar Saya, Kamu, dan Kita hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat jasmani, rohani, dan pastinya tidak kurang nikmat sedikit pun dari Allah Subhanahu wata ála. So, Are you ready? Let’s Go!

Saya tarik mundur Tujuh hari sebelum diadakan Rapid Test rutin di kantor. Kegiatan Rapid Test akan dilaksanakan pada Kamis, 17 Desember 2020. Fyi, Saya memiliki kebiasaan untuk mencatat hal-hal yang saya lakukan secara umum tentang apa yang saya lalui pada hari itu. Kegiatan- “mencatat kegiatan” yang saya lakukan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, terkadang saya seperti melewati hari begitu saja, tanpa ada kesan, nilai, dan pembelajaran yang berarti pada hari itu. Berdasarkan alasan itulah, muncul inisiatif untuk mencatat kegiatan setiap hari mulai tahun 2018 yang masih berjalan sampai sekarang.

Terkadang saat membaca kembali catatan itu, Saya merasa bersyukur betapa Allah Subhanahu Wata ála tidak pernah meninggalkan Saya sedikit-pun. Selalu, setiap ada kesulitan, disitu ada kemudahan”.

Bagaimana dan apa saja kegiatan Saya sebelum resmi dinyatakan positif Covid-19?

Pada hari Jumát 11/12/2020, Saya bertugas di Gudang untuk memabantu Tim divisi TAF mencari arsip dokumen. Kondisi Gudang bersih, barang-barang tersusun rapi, semua orang melakukan protokol kesehatan, akan tetapi kondisi arsip dokumen cukup berdebu. Saya dan Tim pencari arsip dokumen tetap melaksanakan protokol 3M (Menjaga jarak, pakai Masker, dan Mencuci tangan) saat memilah setiap arsip dokumen. Bagaimana dengan Tim Gudang, apakah melakukan hal yang sama? Tentu, bahkan setiap masuk wilayah Gudang, Tim Keamanan Gudang selalu mengecek suhu tubuh untuk mematiskan orang-orang yang bertugas di dalam wilayah Gudang pada hari itu dalam keadaan baik.

Masuk waktu dzuhur pada hari Jumát yang artinya adalah Sholat Jumát. Saya dan Tim berangkat menuju Masjid terdekat dengan Gudang untuk melakukan Sholat Jumát berjamaah. Bagaimana kondisi pada saat Sholat Jumát? Dalam kegiatan tersebut, hemat Saya- tetap melakukan protokol kesehatan beribadah. Contohnya seperti memakai masker, tidak berjabat tangan, dan membawa peralatan Sholat pribadi. Singkatnya- tetap patuh protokol kesehatan.

Sabtu 12/12/2020, Yihaa.., Hari Belanja Online Nasional! “Apakah Saya belanja online pada hari ini?”- tentu tidak. Pada hari ini saya tetap #dirumahaja tanpa melakukan kegiatan belanja online, Karena apa? Karena Saya tipe pembeli- bukan karena suka atau sedang event tertentu (biasanya banyak diskon), namun lebih dekat dengan tipe pembeli- karena barang itu dibutuhkan dan bermanfaat untuk menunjang kegiatan sehari-hari. That’s it.

Minggu 13/12/2020, Sore menjelang Maghrib Saya pergi untuk menghadiri kajian agama di Masjid. Tema kajian pada kesempatan kali ini adalah “Obat 99 macam penyakit” yang dibawakan oleh Habib Novel Alaydrus. Menyambung isi kajian, dimasa pandemi seperti ini hendaknya setiap Kita wajib untuk berfikir positif dan yakin bahwa “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”- (Qs.2:286). Dari potongan ayat tersebut seyogyanya kita wajib berprasangka baik kepada Allah Subhanahu Wataála, karena apapun dan bagaimanapun bentuk ujian yang kita hadapi pada hari ini adalah sudah sesuai dengan kesanggupan kita.

“Dengan kata lain, jika saya yang diuji seperti ini, itu karena hanya saya yang sanggup hadapi dan kamu tidak. Begitu juga ujian yang kamu hadapi, itu karena hanya kamu yang sanggup dan saya tidak”.

Bagaimana dengan Kita? Tugas kita adalah saling membantu meringankan, mengingatkan, dan menguatkan satu sama lain, bahwa sejatinya hidup adalah ujian. Berpindah dari ujian yang satu ke ujian selanjutnya, dimana cara menghadapi ujian itu dengan Bersabar dan Bersyukur. Jika diuji kesulitan kita Bersabar, jika diuji kelapangan kita Bersyukur.

Wait.. gimana kondisi pada saat mengikuti kajian?



Berikut adalah sedikit gambaran yang terdokumentasi. Jangankan pada saat Sholat berjamaáh, pada saat kajian berlangsung-pun tidak ada jamaáh yang berpindah dari tempat duduknya. Biasanya di waktu normal sebelum pandemi, pada saat sesi kajian, tempat duduk lebih rapat untuk memberikan kesempatan pada jamaáh yang lain. 

Senin 14/12/2020, kembali bertugas di Gudang melanjutkan pencarian arsip dokumen dengan Tim TAF. Kondisinya kurang lebih sama seperti hari Jumát 11/12/2020.

Selasa 15/12/2020, sempat keluar rumah untuk keadaan darurat, yaitu transaksi di sebuah kantor. Masuk waktu makan siang, melipir di salah satu gerai fast food. Bertemu dengan teman yang baru pulang liburan dari Yogyakarta, sedikit berbincang ringan, setelah itu kembali #dirumahaja. Fyi, kondisi kantor dan gerai fast food bersih dan menjalankan protokol kesehatan.

Rabu 16/12/2020, bertugas di Gudang untuk yang ketiga kali. Keadaan yang kurang lebih sama, yaitu untuk mencari arsip dokumen. Pada hari ini Saya merasa sedikit lelah, tapi entah mengapa selalu ada penyemangat dalam hidup untuk selalu berkegiatan. Ya, nikmat Sehat yang menjadi motivasi untuk tetap bekerja. Sembari mengangkat dan memisahkan arsip dokumen, Saya dan Tim saling bertukar informasi bahwa akan dilaksanakan Rapid Test di kantor pada Kamis 17/12/2020. Saya sedikit bergurau “sepertinya Rapid test kali ini giliran saya nih. Karena beberapa hari ini kurang istirahat”.

“Dear Tim pencari arsip dokumen, Siapa yang ingat gurauan diatas?”.

Dengan sedikit gambaran kegiatan yang dipaparkan. Ada cukup banyak opsi dimana, kapan, dan kegiatan apa yang paling memungkinkan saya terkena “peluru yang tidak terlihat” itu. Ya Saya tahu, sekarang kamu sedang coba menebak, membuat perkiraan, melakukan sedikit analisa, dan mencoba berkomentar berdasarkan pengalaman yang pernah kamu lalui. Saya tunggu dikolom komentar untuk diskusi dan bertukar pengalaman berhargamu. 

Sampai jumpa dibagian ketiga..

Tangerang, 22 Desember 2020

Yudha

Senin, 21 Desember 2020

Akhirnya Positif Covid-19

 

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh.

Halo, perkenalkan saya Yudha. Ini adalah kali pertama menulis kembali di Blog setelah terakhir menulis pada masa kuliah tahun 2014. Pada kesempatan kali ini, saya ingin membagikan pengalaman yang mungkin hari ini sudah banyak orang terpapar, sedang dalam perawatan dan pemantauan, atau bahkan sudah mengalami fase sembuh dari virus ini. Sudah siap? Let’s Go!

Tulisan kali ini akan saya bagi ke beberapa bagian yaitu sudut pandang pribadi saya melihat fenomena pandemi Covid-19, riwayat kegiatan sebelum dinyatakan Positif Covid-19, dan hari-hari setelah resmi dinyatakan Positif Covid-19.

Sudut pandang pribadi tentang fenomena Pandemi Covid-19

Saya ceritakan secara singkat tentang sikap saya dalam memandang dan menilai fenomena Virus Covid-19 semenjak ditetapkan statusnya menjadi Pandemi di seluruh dunia, khususnya di Indonesia pada akhir Maret 2020. Saya tidak merasa kaget, cemas, atau panik. Pasalnya, pada pertengahan 2017 saya sempat menonton sebuah video yang menarik bagi saya di Youtube tentang argumentasi Bumi Datar. Terlambat agaknya mendapatkan informasi tersebut, namun argumentasi tentang Teori Bumi Datar itu membuat saya kritis dalam menerima sebuah informasi. Saya coba mengikuti, menyimak, memahami, dan menelusuri fakta-fakta  yang dipaparkan dalam video tersebut satu-per-satu, sampai singkat cerita- pada akhirnya mengerucut pada sebuah kesimpulan bahwasannya sebuah kejahatan dan penjajahan dunia masih berlangsung dari dulu bahkan sampai hari ini.

Ahh halu nih apa hubungannya?..

Sampah! Masa iya percaya teori itu..

Apa hubungannya Covid-19 sama Bumi Datar..

Cerita nggak bermutu! Pergi dah ke Laut..

Dan..dan.. seterusnya.

Yes. Terima kasih atas perhatiannya.

Wahai saudaraku,

Sesungguhnya kita berada disisi yang sama.

Saya yakin..

Kamu pasti benci ketidakadilan.

Kamu pasti jengah akan penindasan.

Kamu pasti menolak segala bentuk Penjajahan.

Ingatlah, Kebenaran itu pada akhirnya akan terungkap. Kebenaran akan mengisi ruang-ruang yang bersih, ruang yang siap menerima fakta, ruang yang siap menolak asupan yang tidak benar. Pada ujungnya nanti, Saya, Kamu, dan Kita semua pergi melawan Ketidakadilan, Penindasan, dan Penjajahan. Dengan kemampuan yang saya miliki, dengan Teknik yang biasa Kamu gunakan, dengan semua hal yang bisa Kita kerjakan. Bersabarlah dan bersiaplah tuntut kebenaran itu.

Jika dahulu berperang menggunakan senjata api, hari ini perang itu menggunakan senjata yang tidak terlihat. Peluru-peluru tajam yang dahulu menembus tubuh para Angkatan bersenjata, kini peluru-peluru itu menembus dalam senyap. Tak mengenal siapapun dia, apapun pekerjaannya, setinggi apa jabatannya. Tidak menyambangi yang tua saja, bahkan si pemuda, tidak mampir pada si kaya saja, menengah ataupun miskin rata dibuatnya. Senjata itu dapat masuk tanpa permisi. Mendestruksi bagian vital manusia yang bahkan sampai hari ini sudah banyak korban meninggal yang diakibatkan olehnya.

Apakah Virus Covid-19 ini sangat berbahaya? Tergantung bagi siapa. Menurut informasi dari pakar dibidangnya, berbahaya pada orang yang memiliki riwayat penyakit komorbid yaitu penyakit penyerta seperti contohnya Diabetes, Autoimun, Jantung dll. (silahkan berselancar dengan kata kunci penyakit komorbid Covid-19).

Menurut data terkini (via https://nasional.kompas.com/read/2020/12/21/16395021/update-bertambah-6848-kasus-covid-19-di-indonesia-capai-671778?page=all).  Senin (21/12):

Dengan demikian, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia tercatat sebesar 20.085 orang".

Artinya jumlah kematian akibat Covid-19 sekitar 2,9% atau dari 100 orang yang positif Covid-19 sekitar 2,9 orang yang meninggal. Bandingkan dengan data kematian akibat rokok atau penyakit yang diakibatkan tembakau yang dilansir

 (via: https://www.liputan6.com/global/read/4267375/who-225700-orang-indonesia-meninggal-per-tahun-akibat-rokok).

“Setiap tahun, WHO mengatakan bahwa ada sekitar 225.700 orang di Indonesia yang meninggal akibat merokok, atau penyakit lain yang berkaitan dengan tembakau.”

 

??                                                                                                                                                                         ??

Waktu yang tepat! sudah masuk bulan Desember. Secara akumulasi mana yang lebih berbahaya, kematian akibat Covid-19 atau akibat Tembakau?

??                                                                                                                                                                         ??

Apa yang menyebabkan Covid-19 terasa sangat berbahaya, ditakuti, bahkan sampai terkadang akal sehat kita tidak terima perlakuan atas suatu kejadian? Sebagai contoh, suatu bentuk kerumunan adalah salah satu penyebab menyebarnya virus Covid-19 hendaknya tidak berkerumun (baca: himbauan). Faktanya kegiatan ibadah dibatasi sedemikian rupa, namun kegiatan demokrasi (baca: Pil-pil yang ada KADA) tetap berjalan tanpa batasan. Mana mungkin bisa akal sehat dan logika menerima hal seperti ini?

Penutup, Jawabannya adalah Media. Stop sebarkan informasi mentah yang dikeluarkan oleh media. Mari olah informasi yang disampaikan terlebih dahulu. Saya, Kamu, dan Kita semua diberikan akal untuk berfikir, mengolah informasi, dan menyebarkan Kebenaran. Sungguh tidak etis jika kita hanya percaya dan berpegang pada informasi yang seharusnya belum bisa disajikan. Terlebih harus percaya dan debat kusir tanpa data. Please Wake up!

Sampai jumpa dibagian kedua…

Tangerang, 21 Desember 2020

Yudha

Sabtu, 22 November 2014

Bioskop Ilmiah

Selamat datang kembali di catatan bebek, blog yang sedang membahas pengalaman dalam kelas perilaku seksual. Kali ini saya akan menceritakan apa yang saya tangkap dalam bioskop ilmiah kelas perilaku seksual.

Film ini adalah sebuah acara talk show yang membahas tentang wanita oleh Berman bersaudara. Kedua wanita ini ahli di bidang pendidikan seks. Kali ini mereka membahas tentang bagaimana stress dapat mengurangi atau tidak memunculkan gairah seksual. Umumnya Hal ini terjadi pada wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dimana seorang ibu rumah tangga bekerja 24 jam non-stop. Jika satu hari ada 25 jam mungkin ibu rumah tangga juga akan bekerja 25 jam. Berikut ini adalah sedikit penayangan pekerjaan yang di tampilkan apa yang ibu rumah tangga kerjakan:
     Pagi hari, waktunya mempersiapkan anggota keluarga bersiap ke kantor (suaminya) dan ke sekolahnya (anak-anaknya). Mempersiapkan disini termasuk di dalamnya membangunkan, menyuruh bersiap, menyiapkan bekal, dan mengantar anak-anak ke sekolah. Mengantar anak-anak ke sekolah selesai, selanjutnya pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan, pulang ke rumah tanpa istirahat kembali memegang cucian kotor untuk dibersihkan. Selanjutnya bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri (menerima banyak klien dari pekerjaan di luar pekerjaan ibu rumah tangga). Hingga siang datang, anak-anak pulang sekolah. Orang tua harus memiliki quality time dengan anak. Disini tenaga kembali terbagi antara pekerjaan dan keluarga. Terus hingga malam kegiatan ini memiliki sedikit waktu jeda membuat wanita ini kelelahan dan terkuras tenaganya pada hari itu. Lalu bagaimana jika ini berulang setiap hari ? yap, mungkin kegiatan yang penuh tersebut akan mengurangi intensitas pemenuhan kebutuhan seksualnya.

     Melakukan hubungan seks pada saat tubuh kelelahan dapat tidak memunculkan orgasm pada pasangan. Hal ini terjadi karena tubuh yang tidak menerima rangsangan yang diberikan akibat kelelahan dari aktivitas sehari-hari. Namun ini semua dapat diatasi dengan jalinan komunikasi antar pasangan. Persetujuan untuk melakukan hubungan seksual ini sama seperti yang saya bahas minggu lalu, agar tidak adanya pemerkosaan dalam pernikahan. Mungkin wanita harus patuh dan melayani hasrat seksusal suaminya. Namun pria juga harus mengerti keadaan pasangannya pada saat itu, agar hubungan pernikahan tetap harmonis. Seks yang sehat juga diantaranya memiliki hubungan komunikasi yang baik, saling pengertian satu sama lain, dan juga menggunakan emosi dalam hubungan seksual.

Yap itu tadi pembahasan dari bioskop ilmiah kelas perilaku seksual, sampai jumpa lagi…

Jumat, 21 November 2014

Rape


What a day ! lama tak jumpa di catatan bebek. Tak sama rasanya, saya mengalami banyak perubahan. Namun ini adalah fase dimana saya sedang malas menulis dan mengerjakan tugas yang biasa saya kerjakan setiap minggunya dalam kelas perilaku seksual, biasanya saya sharing and caring tentang pengalaman yang saya tangkap dalam kelas. Okee, fokus untuk buat tugas...

Pada 13 November, kelas perilaku seksual membahas tentang rape. Rape atau biasa disebut perkosaan adalah tindakan berwatak seksual yang mana pelaku memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual secara paksa, baik dengan kekerasan maupun dengan ancaman kekerasan. Tindakan ini dapat terjadi dimana sang pelaku tidak dapat menguasai dirinya, kontrol diri atas hasrat seksualnya. Alasan terjadinya tindakan perkosaan beberapa diantaranya tubuh lawan jenis yang sangat menarik perhatian, lengkap dengan pakaian seksinya, perilaku-perilaku yang menggoda, dan lain sebagainya. Namun itu semua tak akan terjadi tindakan perkosaan selagi jauh dari pires (pikiran ngeres), what a vocab !. Korban yang mengalami tindakan pemerkosaan akan mengalami dampak secara psikologis yang berkepanjangan, diantarannya adalah stress dan depresi.

Selain itu tindakan perkosaan ini juga dapat terjadi pada pasangan yang sudah menikah. WTF ?? apa iya ??.. yap benar sekali, hal ini dapat terjadi jika hanya salah satu dari pasangan saja yang menginginkan hubungan seksual. Perkosaan terhadap laki-laki, ada juga ? ada, namun tak banyak kasus seperti ini. Contoh dari perkosaan terhadap laki-laki ini adalah dimana seorang bos perempuan yang menginginkan hubungan seksual dengan pegawai laki-lakinya dengan mengancamnya terkait pekerjaan, (kata kuncinya ada pada ancaman untuk mendapatkan hubungan seksual). Dan yang menjadi fenomena pada umumnya adalah perkosaan yang terjadi pada perempuan, meski tak pasti berapa angka dari tindakan pemerkosaan terhadap wanita ini. Namun beberapa diantaranya memilih tidak melporkan tindakan ini karena malu dan sebagainya. Contoh dari perkosaan pada perempuan adalah kasus dimana pemerkosan teradi di angkutan umum yang sempat menjadi perbincangan.

Okee, itu tadi beberapa uraian singkat tentang pemerkosaan. Sekarang waktunya tips dan trik menghindari tindakan ini. Khusus untuk para ladies, here we go:
1.    Memakai pakaian yang beretika, right dress in the right place. Penting untuk setidaknya tidak memamerkan anggota tubuh seksi kalian dalam aktivitas sehari-hari. Kalian akan tetap terlihat seksi karena edukasi loh..
2.    Jangan sendiri jika tak percaya diri. Maksudnya adalah jika anda tidak PD untuk berjalan sendiri ditengah gelap malam entah sehabis kuliah atau pulang kerja, maka carilah keramaian untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan jangan masuk / cari angkutan umum yang sepi penumpang.
3.    Beranikan diri, penting untuk melawan tindakan ini dengan (jika terjadi) berteriak minta tolong sekeras mungkin, melawan pelaku dengan senjata yang ada (baca: cairan pedas atau high heels cukup ampuh juga). Dan bila sudah terlepas lari sekuat tenaga, jangan sok-sokan lawan kecuali mampu melawan dengan beladiri yang dikuasai karena anda berlisensi master.
4.    Komunikasi yang baik, ingatkan perkosaan dapat terjadi dalam subuah pasangan? yap, negosiasi antara pasangan suami / istri penting sebelum melakukan hubungan seksual. So, banyak-banyaklah berbicara dengan pasangan anda.


Baiklah, itu tadi beberapa saran dari catatan bebek, kembali lagi dengan tips dan trik yang (semoga bermanfaat), salam kwek..kwek..kwek..

Selasa, 30 September 2014

Catatan dalam kelas perilaku seksual: Olahraga menghadapi kelahiran si kecil



     Selamat datang lagi di blog ini, kali ini kelas perilaku seksual membahas tentang keajaiban dunia ! OH YAA ??  yap, tentu saja kali ini saya akan membahas kenapa saya berada di dunia, kenapa kamu juga ada di dunia ini. Materi pada kamis ini sangat menarik menurut saya, yakni membahas tentang kehamilan, kelahiran, yang keduanya merupakan proses ajaib Tuhan yang maha kuasa. Namun, dari tema diatas saya memilih tentang olahraga apa yang baik untuk seorang ibu hamil, karena lebih menarik untuk dibahas Baiklah, berikut adalah tangkapan saya kamis ini saat duduk di paling belakang dengan AC dingin dan kepala yang masih basah setelah wudhu sebelum kelas, what a perfect time !
     Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo, 2007. p. 89). Kehamilan ini berdampak baik untuk semua pasangan menikah yang sudah matang (siap segala-galanya) dan tidak baik bagi remaja / dewasa  yang belum siap segala-galanya (fisik, mental, dan ekonomi) untuk menghadapi proses kehamilan ini. Proses kehamilan ini tidaklah main-main, ini adalah tanggung jawab besar dimana sebuah pasangan dipercaya yang Maha Kuasa untuk mengurus kehidupan si kecil yang akan lahir.
     Bagi para wanita hamil sangat disarankan untuk tetap berolahraga saat hamil. Olahraga saat hamil akan membuat lebih segar, sehat, dan bahagia calon ibu dan si kecil. Lantas olahraga seperti apa ? yap, saya miliki kesempatan bertanya pada kesempatan ini di kelas. Dan benar ini memberikan pengetahuan untuk saya nantinya jika menghadapi proses kehamilan, olahraga baik yang biasa ibu hamil lakukan adalah seperti mengikuti meditasi dan senam hamil tentunya. Meditasi Herbert Benson M .D. Harvard Medical School mengatakan bahwa meditasi meningkatkan asupan oksigen, menstabilkan detak jantung, pernafasan, tekanan darah, serta meningkatkan intensitas gelombang alfa, teta dan delta. Meditasi khusus ibu hamil berbeda dengan meditasi yang mengharuskan tubuh duduk bersila. Ibu dapat melakukan meditasi dengan cara berbaring kesamping dengan posisi tubuh menggapit bantal. Supaya lebih tenang, ibu dapat memutar musik yang menenangkan, serta tarik dan hembuskan nafas secara teratur. Agar lebih rileks, selama meditasi berlangsung pejamkan mata ibu. Ibu bisa bermeditasi lewat arahan yang diberikan buku, menghadiri lokakarya, ataupun membeli CD petunjuk meditasi.
     Senam hamil (Yoga) disini adalah tentang latihan pernafasan, dimana calon ibu mempersiapkan kehamilan si kecil dengan melatih olah pernafasannya untuk menghadapi proses kelahiran. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa saat melahirkan adalah proses yang sangat melelahkan. Bahkan jika saya bandingkan proses melahirkan dengan olahraga triathlon yang diciptakan Scott Tinley mungkin sama lelahnya, bedanya adalah saat atlet triathlon yang menang mendapatkan medali, bahagia, sehat, dan bahkan sponsor, setiap ibu yang menang pada proses melahirkan adalah mendapatkan medali berbentuk si kecil, kebahagiaan diri dan kebanggaan orang sekitar melihat anak dan ibu yang sehat, dan juga sponsor dari Tuhan seumur hidup atas keselamatan lahirnya si kecil yang ibu menangkan.
     Atau alternative olahraga selain meditasi dan senam hamil adalah dengan berenang. Berenang membuat seluruh bagian tubuh seseorang bergerak semua. Dan jika ditanya gaya apa yang digunakan dalam renang saat hamil adalah gaya dada. Ini melatih pernafasan dan keluwesan gerak tubuh  sama halnya dengan olahraga senam hamil dan meditasi. Kedua hal yang selalu dilatih ini (gerakan tubuh dan pernafasan) akan mampu membantu calon ibu menghadapi proses kelahiran normal si kecil.  
Baiklah itu tadi pembahasan saya untuk ibu hamil yang lebih ditujukan untuk para wanita dibelahan dunia manapun. Dan siang ini juga saya akan memberikan tips untuk para pria menghadapi proses kehamilan:
1.    Sabar, sudah harus terlatih dari kecil. Karena pada saat hamil ada masa “ngidam” calon ibu , dan dari cerita di jalanan, terkadang permintaan ini tidak masuk akal (ex. Makan mie di puncak malam hari, setelah itu pulang lagi) jakarta-puncak kaya deket aja? Deket sih tapii.., macetnya itu -_-. Tapi walau bagaimanapun pria harus dapat memenuhi kebutuhan, karena pria adalah kepala keluarga, tanggung jawab !
2.    Perhatian penuh dan cekatan, yap, yang terpenting adalah perhatian kasih sayang dan kesehatan calon ibu dan calon “anggota baru” keluarga. Cekatan disini adalah aware akan waktu tiba kapan si kecil (perhatikan, waktunya adalah 9 bulan 10 hari).
3.    Penuh tanggung jawab, ini poin terakhir dan krusial. Sempat disinggung di poin pertama. Tanggung jawab ini adalah tentang kesehatan calon ibu dan si kecil. (Jangan lupa bayar administrasi kelas meditasi dan kelas yoga untuk ibu hamil. Dan satu lagi kalau bisa tinggal di komplek yang fasilitas kolam renang atau punya kolam renang pribadi di rumah).

Okee, itu tadi sekedar saran. Kesalahan datangnya dari saya, dan kebenaran datangnya dari Tuhan, semoga bermanfaat dan terima kasih sudah mampir.