Senin, 24 Maret 2014

Teknik wawancara: social history


     Kembali lagi saya akan menulis tentang mata kuliah teknik wawancara. Tugas seorang interviewer dalam wawancara adalah mencari informasi  berkenaan dengan klien yang melakukan sesi wawancara. Dalam menggali / mencari informasi apa saja yang dapat ditanyakan interviewer kepada klien, berikut adalah ulasannya.
 Family history. tanyakan klien dimana ia dilahirkan, tempat dibesarkan, dan tempat tinggal saat ini. Mengapa demikian ? karena hal ini dapat mengetahui bagaimana seorang individu berkembang secara nurture (dengan lingkungan), norma / nilai adat apa yang terdapat dalam diri klien, serta komunikasi dalam keluarga seperti apa. Hal ini setidaknya dapat menggali bagaimana seorang klien tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga (latar belakang keluarga).

Educational history. Menanyakan klien tentang sejarah pendidikannya. Biasanya seorang interviewer tidak menanyakan “bagaimana nilai rapport anda saat sekolah / kuliah ?”. pertanyaan ini terlalu dibuat-buat mengada-ada ataupun teoritis. Melainkan bertanya “hal apa saja yang anda raih / ingat saat masih sekolah / kuliah?” pertanyaan seperti ini akan merecall apa saja yang klien dapatkan saat menjalani masa pendidikan.

Occupational history / job history. Adalah menanyakan tentang pekerjaan klien saat ini, namun harus di garis bawah untuk tidak bertanya seperti “apa pekerjaan anda saat ini?” hal ini cukup beresiko dikarenakan klien yang datang dengan masalah atau pewawancara yang sedang melakukan wawancara tidak mengetahui jelas apa permasalahan yang dihadapi klien (bisa saja klien yang datang / diwawancara sedang memiliki masalah tentang pekerjaannya seperti pemutusan hubungan kerja). Hal yang dapat seorang interviewer tanyakan adalah “apa kesibukan anda setiap hari?” pertanyaan ini akan terdengar netral seperti kita ingin tahu apa yang ia kerjakan saat / akhir-akhir ini, jikalau ia bekerja pastilah klien akan menceritakan tentang pekerjaan yang dilakukannya.

Marital history. Adalah menanyakan tentang berapa kali seseorang berhubungan dengan pernikahan. Atau secara umum menanyakan status hubungan menikah, cerai, atau janda / duda.

Interpersonal relationships. Menanyakan bagaimana cara membina hubungan kepada rekan-rekannya hal ini penting karena mungkin masalah pada klien tidak akan jauh dari orang-orang yang berada disekitarnya.

Recreational preference, yakni menanyakan hal apa saja yang membuat klien terhibur / menyenangkan dalam kegiatannya / hidupnya.

Sexual history, hal ini mungkin dirasa lebih sensitive untuk ditanyakan kepada klien. Yakni mengenai tentang kegiatan seksual klien, seperti bagaimana skala seks dalam kehidupannya, orientasi seksualnya, dan juga kepuasan dalam seks yang dilakukan. Dikarenakan pertanyaan ini sensitive, sebaiknya interviwer menanyakan hal ini jika telah memiliki rapport baik dengan klien.

Medical history. Yakni tentang riwayat kesehatan yang dimiliki oleh klien. Seperti pernah rawat jalan, rawat inap, memiliki kesehatan gigi dan mulut, dokter yang sering dikunjungi, obat dan dosis apa saja yang pernah dikonsumsi saat sakit.

Psychiatric/psychoteraphy history. Menanyakan tentang “apa klien pernah mengunjungi psikiater atau melakukan teraphy?” karena bisa saja klien datang konsultasi karena mesalah yang dimilikinya dalam hal psikiatri dan terapi.

Legal history. Yakni berkaitan dengan acara kesaksian klien terhadap pelanggaran hukum. Seperti contoh apakah klien terlibat kasus hukum pembunuhan, melanggar pereaturan lalu lintas, dan sebagainya.

Alcohol substance use / abuse, tentang klien yang berkaitan dengan penggunaan atau ketergantungan terhadap alcohol. Pertanyaan yang baik dalam mewawancarai hal ini adalah “terkadang saya meminum segelas bir atau anggur, bagaimana dengan anda?” pernyataan dan pertanyaan ini setidaknya tidak membuat klien merasa dihukum dengan pertanyaan “apa anda menggunakan / pecandu alcohol?”.

Nicotine and/or caffeine consumption. Adalah berkaitan dengan konsumsi nikotin dan kafein pada klien yang mungkin menjadi permasalahan yang akan anda temukan sebagai pewawancara dan akan melakukan treatment untuknya.
Demikianlah hal-hal yang dapat digali dalam social history seorang klien untuk mencari permasalahan yang mungkin ada padanya, semoga cukup membantu dalam wawancara.
try to be good and be the best in the next level, enjoy !

Minggu, 16 Maret 2014

Catatan dalam Kelas: Keterampilan Wawancara




     Wawancara  merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Wawancara sendiri dilakukan bukan hanya bertanya apa saja ingin diketahui  atau istilah yang popular jaman sekarang adalah “kepo”, melainkan bertanya dengan struktur pertanyaan dan menggunakan teknik. Berikut ini merupakan hasil diskusi dalam kelas yang cukup menarik untuk dibahas mengenai keterampilan seni wawancara.
1.       Kemampuan membina rapport. Skill ini merupakan hal pertama yang harus dimiliki oleh pewawancara. Dengan rapport baik, maka informasi yang akan didapatkan akan lebih kaya. Salah satu tanda ketika Klien / interviewee terbuka pada masalahnya adalah contoh anda berhasil membangun rapport  baik. Salah satu cara bina rapport ini dapat dimulai dengan membicarakan  hal yang disukai dari klien / interviewee.
2.       Empati . merupakan skill yang harus dimiliki selanjutnya. Empati dapat diartikan mengerti untuk merasakan apa yang orang lain sedang rasakan. Jika seorang pewawancara dapat melakukan empati terhadap yang diwawancara, maka akan terciptanya jalinan komunikasi yang hangat dan bersahabat.
3.       Attending Behavior. Kunci pada Skill ini adalah dengan “talk less, more listen” sedikit bicara banyak mendengar. mengurangi kuantitas berbicara pada interviewer dan memberikan waktu kepada klien untuk menceritakan tentang dirinya.
4.       Teknik bertanya. Mulai dengan “apa yang bisa saya bantu?” kalimat pertanyaan ini cukup baik untuk membuka sesi, hal ini menandakan bahwa psikolog adalah professional dengan pelayanan baik.  Selanjutnya untuk megetahui perkembangan dari permasalahan klien gunakan “dapatkah anda meneritakan ini lebih lanjut ?”. samakan persepsi dari istilah-istilah yang keluar dari pernyataan klien, contoh “apa yang anda maksud dengan kamu merasa bersalah?”
5.       Keterampilan observasi. 3 hal yang dapat diobservasi dalam sesi wawancara adalah
a.       Perilaku verbal: memperhatikan kata-kata yang ditekankan oleh klien.
b.      Perilaku non-verbal: mencakup obervasi ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan juga menghindari stereotype.
c.       Konflik, diskrapensi, dan inkongruensi: Inkongruensi bisa mengindikasikan bahwa klien merasa tidak nyaman untuk mendiskusikan masalah tertentu atau bahwa klien tidak sepenuhnya bersikap jujur.
6.       Active Listening: terdapat 3 teknik dalam active listening, antara lain:
a.       Encouraging, yakni menggunakan kata-kata dukungan seperti “hmm..; oh ya.., lalu..; ..oke..”. parrotin, yakni mengulangi kata-kata terakhir yang klien ucapkan, namun hindari berlebih dalam menggunakan teknik ini.
b.      Paraprashing, yakni mengklarifikasi pernyataan klien
Reflection of feeling adalah mengiidentifikasi emosi klien. Sedih, marah, senang, dsb.
c.       Summarizing, adalah menyimpulkan hal-hal yang dibicarakan saat melakukan wawancara, hal ini bagian penting agar klien dapat mengetahui / merecall hal apa saja yang klien ungkapkan dalam sesi wawancara.
     Itulah 6 kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang interviewer, untuk menjadi professional haruslah dengan berlatih mencoba teknik tersebut. Naik tingkat demi tingkat tak terbatas.

Sabtu, 08 Maret 2014

Catatan dalam Kelas: Bidang Psikologi



     Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental. Menjadi psikolog merupakan salah satu bidang pekerjaan yang menarik. Kenyataannya , sebagian masyarakat memiliki persepsi tentang orang-orang yang mempelajari psikologi. “awas jangan dekat-dekat mereka, nanti kamu dibaca lohh..”. Biasanya pernyataan ini terlontar saat seorang psikolog / individu yang mengambil jurusan psikologi berkumpul dengan rekan yang tidak cukup mengetahui tentang apa sebenarnya yang orang psikologi pelajari.
     Faktanya psikolog bukanlah orang yang dapat membaca bagaimana kepribadian, kebiasaan, dan mengetahui apa saja permasalahan yang anda miliki. Mereka bukan dukun/paranormal atau sebagainya. Psikolog merupakan bidang pekerjaan yang ilmiah, yang dapat dipertanggung jawabkan ilmunya. Orang yang mempelajari bidang psikologi mempelajari banyak hal. Tidak hanya bidang klinis dan konseling, melainkan mencakup bidang-bidang lain seperti pendidikan dan juga industri & organisasi. Berikut ini sedikit gambaran tentang psikolog yang bergerak pada bidang-bidang tertentu.
     Psikolog klinis, pekerjaan ini merupakan berfokus pada penanganan, penganalisisan, dan diagnosa penyakit-penyakit jiwa. Lahan kerja Psikologi klinis meliputi banyak hal, mulai dari kelainan emosi jangka pendek, seperti konflik keluarga, hingga kelainan mental yang sangat parah seperti schizophrenia. Pembagian klinis ini juga terbagi dalam bidang tertentu, seperti klinis anak dan klinis dewasa. Psikolog klinis anak, merupakan bidang psikologi klinis yang menangani anak-anak. Mulai umur 4 tahun hingga masa pubertas + 12 tahun. Penanganan klinis anak tidak sepenuhnya kemauan dari anak, biasanya psikolog anak menangani kasus yang disadari orang tua terhadap anaknya, seperti kasus anak yang memiliki kecenderungan ADHD (attention Deficit Hyperactivity Disorder), yakni gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan.
     Psikolog klinis dewasa. Pekerjaan ini adalah cabang ilmu psikologi yang yang bergerak pada bidang menangani permasalahan orang dewasa. Umumnya klinis dewasa menangani masalah psikologis di panti-panti sosial atau rumah sakit. Namun, bidang ini dapat juga menangani masalah well-being (kesejahteraan) individu.

 
     Psikolog pendidikan. Jika yang terlintas pada diri anda psikolog pendidikan contonya adalah guru BK anda tidak salah. Bidang ini merupakan ranah psikologi yang bergerak pada bidang pendidikan seperti memberikan konseling pada anak-anak sekolah. Biasanya sekolah memiliki guru BK untuk menangani dan memberi pengarahan pada siswa-siswi. Namun psikolog pendidikan juga turut andil dalam pembuatan kurikulum pendidikan. Saran untuk sekolah-sekolah yang mempekerjakan guru BK adalah tidak memberikan jam mengajar untuk jabatan ini, dikarenakan akan ada bias penilaian bagi siswa-siswi yang melakukan konseling tentang permasalahan dirinya
     Psikolog industri dan organisasi.  Pekerjaan ini merupakan pengembangan ilmu psikologi yang terlibat dalam bidang perusahaan dan organisasi. Pekerjaa dalam bidang ini biasanya disebut HRD (Human Resource Development). Bidang pekerjaan ini meliputi beberapa bagian yakni recruitment, development, compensation & benefit, dan training. Psikolog bidang industri dan organisasi menjadi cabang pekerjaan psikologi yang cukup menarik untuk digeluti. Karena bidang perusahaan ini fokus pada perekrutan SDM, pengembangan SDM, pengolahan kompensasi SDM, dan juga pelatihan SDM. Bekerja dalam wilayah perusahaan adalah salah satu pilihan yang cukup baik untuk berkarir bagi mereka yang telah lulus pendidikan S1 Psikologi.