Senin, 21 Desember 2020

Akhirnya Positif Covid-19

 

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh.

Halo, perkenalkan saya Yudha. Ini adalah kali pertama menulis kembali di Blog setelah terakhir menulis pada masa kuliah tahun 2014. Pada kesempatan kali ini, saya ingin membagikan pengalaman yang mungkin hari ini sudah banyak orang terpapar, sedang dalam perawatan dan pemantauan, atau bahkan sudah mengalami fase sembuh dari virus ini. Sudah siap? Let’s Go!

Tulisan kali ini akan saya bagi ke beberapa bagian yaitu sudut pandang pribadi saya melihat fenomena pandemi Covid-19, riwayat kegiatan sebelum dinyatakan Positif Covid-19, dan hari-hari setelah resmi dinyatakan Positif Covid-19.

Sudut pandang pribadi tentang fenomena Pandemi Covid-19

Saya ceritakan secara singkat tentang sikap saya dalam memandang dan menilai fenomena Virus Covid-19 semenjak ditetapkan statusnya menjadi Pandemi di seluruh dunia, khususnya di Indonesia pada akhir Maret 2020. Saya tidak merasa kaget, cemas, atau panik. Pasalnya, pada pertengahan 2017 saya sempat menonton sebuah video yang menarik bagi saya di Youtube tentang argumentasi Bumi Datar. Terlambat agaknya mendapatkan informasi tersebut, namun argumentasi tentang Teori Bumi Datar itu membuat saya kritis dalam menerima sebuah informasi. Saya coba mengikuti, menyimak, memahami, dan menelusuri fakta-fakta  yang dipaparkan dalam video tersebut satu-per-satu, sampai singkat cerita- pada akhirnya mengerucut pada sebuah kesimpulan bahwasannya sebuah kejahatan dan penjajahan dunia masih berlangsung dari dulu bahkan sampai hari ini.

Ahh halu nih apa hubungannya?..

Sampah! Masa iya percaya teori itu..

Apa hubungannya Covid-19 sama Bumi Datar..

Cerita nggak bermutu! Pergi dah ke Laut..

Dan..dan.. seterusnya.

Yes. Terima kasih atas perhatiannya.

Wahai saudaraku,

Sesungguhnya kita berada disisi yang sama.

Saya yakin..

Kamu pasti benci ketidakadilan.

Kamu pasti jengah akan penindasan.

Kamu pasti menolak segala bentuk Penjajahan.

Ingatlah, Kebenaran itu pada akhirnya akan terungkap. Kebenaran akan mengisi ruang-ruang yang bersih, ruang yang siap menerima fakta, ruang yang siap menolak asupan yang tidak benar. Pada ujungnya nanti, Saya, Kamu, dan Kita semua pergi melawan Ketidakadilan, Penindasan, dan Penjajahan. Dengan kemampuan yang saya miliki, dengan Teknik yang biasa Kamu gunakan, dengan semua hal yang bisa Kita kerjakan. Bersabarlah dan bersiaplah tuntut kebenaran itu.

Jika dahulu berperang menggunakan senjata api, hari ini perang itu menggunakan senjata yang tidak terlihat. Peluru-peluru tajam yang dahulu menembus tubuh para Angkatan bersenjata, kini peluru-peluru itu menembus dalam senyap. Tak mengenal siapapun dia, apapun pekerjaannya, setinggi apa jabatannya. Tidak menyambangi yang tua saja, bahkan si pemuda, tidak mampir pada si kaya saja, menengah ataupun miskin rata dibuatnya. Senjata itu dapat masuk tanpa permisi. Mendestruksi bagian vital manusia yang bahkan sampai hari ini sudah banyak korban meninggal yang diakibatkan olehnya.

Apakah Virus Covid-19 ini sangat berbahaya? Tergantung bagi siapa. Menurut informasi dari pakar dibidangnya, berbahaya pada orang yang memiliki riwayat penyakit komorbid yaitu penyakit penyerta seperti contohnya Diabetes, Autoimun, Jantung dll. (silahkan berselancar dengan kata kunci penyakit komorbid Covid-19).

Menurut data terkini (via https://nasional.kompas.com/read/2020/12/21/16395021/update-bertambah-6848-kasus-covid-19-di-indonesia-capai-671778?page=all).  Senin (21/12):

Dengan demikian, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia tercatat sebesar 20.085 orang".

Artinya jumlah kematian akibat Covid-19 sekitar 2,9% atau dari 100 orang yang positif Covid-19 sekitar 2,9 orang yang meninggal. Bandingkan dengan data kematian akibat rokok atau penyakit yang diakibatkan tembakau yang dilansir

 (via: https://www.liputan6.com/global/read/4267375/who-225700-orang-indonesia-meninggal-per-tahun-akibat-rokok).

“Setiap tahun, WHO mengatakan bahwa ada sekitar 225.700 orang di Indonesia yang meninggal akibat merokok, atau penyakit lain yang berkaitan dengan tembakau.”

 

??                                                                                                                                                                         ??

Waktu yang tepat! sudah masuk bulan Desember. Secara akumulasi mana yang lebih berbahaya, kematian akibat Covid-19 atau akibat Tembakau?

??                                                                                                                                                                         ??

Apa yang menyebabkan Covid-19 terasa sangat berbahaya, ditakuti, bahkan sampai terkadang akal sehat kita tidak terima perlakuan atas suatu kejadian? Sebagai contoh, suatu bentuk kerumunan adalah salah satu penyebab menyebarnya virus Covid-19 hendaknya tidak berkerumun (baca: himbauan). Faktanya kegiatan ibadah dibatasi sedemikian rupa, namun kegiatan demokrasi (baca: Pil-pil yang ada KADA) tetap berjalan tanpa batasan. Mana mungkin bisa akal sehat dan logika menerima hal seperti ini?

Penutup, Jawabannya adalah Media. Stop sebarkan informasi mentah yang dikeluarkan oleh media. Mari olah informasi yang disampaikan terlebih dahulu. Saya, Kamu, dan Kita semua diberikan akal untuk berfikir, mengolah informasi, dan menyebarkan Kebenaran. Sungguh tidak etis jika kita hanya percaya dan berpegang pada informasi yang seharusnya belum bisa disajikan. Terlebih harus percaya dan debat kusir tanpa data. Please Wake up!

Sampai jumpa dibagian kedua…

Tangerang, 21 Desember 2020

Yudha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar